Sekretaris Masjid Luar Batang Mansur Amin menegaskan, jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih bersikeras melakukan rencana penggusuran di Kampung Luar Batang maka tak tutup kemungkinan bakal berjalan kembali peristiwa Tanjung Priok.
”Kalau bakal tetap dilakukan penggusuran, ya berlangsung Tragedi Priok III, ” tutur Mansur di lokasi Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (4/5/2016).
Daeng Mansur, sapaan Mansur menjelaskan kalau pernyataannya itu karena semua warga di Kampung Luar Batang telah sepakat untuk menolak penggusuran yang berlatar pada penjajahan bergaya moderen untuk kepentingan korporat asing.
“Ini jelas penjajahan style baru. Ini digusur untuk kepentingan asing, hak warga sudah diambil, ” serunya.
Peristiwa atau tragedi bentrokan yang terjadi di daerah Tanjung Priok telah berlangsung sebanyak sekira dua kali.
Kejadian pertama terjadi pada September 1984 yang mengakibatkan puluhan orang tewas serta luka-luka usai bentrok antara aparat dengan warga. Momen ini dipicu dengan latar belakang dorongan pemerintah Orde Baru supaya organisasi masyarakat menggunakan asas tunggal Pancasila.
Lalu tragedi yang kedua terjadi pada April 2010 lantaran ada rencana eksekusi tanah di lokasi makam Mbah Priok oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta hingga menyebabkan bentrokan para warga yang menolak eksekusi itu.
”Kalau bakal tetap dilakukan penggusuran, ya berlangsung Tragedi Priok III, ” tutur Mansur di lokasi Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (4/5/2016).
Daeng Mansur, sapaan Mansur menjelaskan kalau pernyataannya itu karena semua warga di Kampung Luar Batang telah sepakat untuk menolak penggusuran yang berlatar pada penjajahan bergaya moderen untuk kepentingan korporat asing.
“Ini jelas penjajahan style baru. Ini digusur untuk kepentingan asing, hak warga sudah diambil, ” serunya.
Peristiwa atau tragedi bentrokan yang terjadi di daerah Tanjung Priok telah berlangsung sebanyak sekira dua kali.
Kejadian pertama terjadi pada September 1984 yang mengakibatkan puluhan orang tewas serta luka-luka usai bentrok antara aparat dengan warga. Momen ini dipicu dengan latar belakang dorongan pemerintah Orde Baru supaya organisasi masyarakat menggunakan asas tunggal Pancasila.
Lalu tragedi yang kedua terjadi pada April 2010 lantaran ada rencana eksekusi tanah di lokasi makam Mbah Priok oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta hingga menyebabkan bentrokan para warga yang menolak eksekusi itu.
