Saturday, February 20, 2016

Kisah Unik Ketika Soekarno Dijadikan Nabi

Kisah Unik Ketika Soekarno Dijadikan Nabi

ADA-ada saja abnormalitas di negara ini. Ada tuhan palsu, kitab suci palsu, agama palsu, serta tidak ketinggalan Nabi palsu. Namun dalam jejak sejarah mungkin baru hari ini ada aliran yang menjadikan Presiden Pertama RI, Soekarno, sebagai Nabi dalam pengertian sebetulnya serta bukan metafor.

Merupakan Aliran Adari yang mempunyai gagasan gila itu. Selain itu, mereka juga bisa jadi menjadikan para presiden selanjutnya sebagai Nabi, katakanlah Soeharto, Habibie, Megawati bahkan juga tidak mustahil, presiden Indonesia saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Rahnip dalam bukunya “Aliran Kepercayaan Serta Kebatinan dalam Sorotan” (Pustaka Progresif: 1997), Aliran Adari menyebutkan bahwa Sang Gusti telah bersatu (manunggal) menjadi satu ke dalam diri Bung Karno. Jadi Tuhan menurut aliran ini setara dengan Bung Karno, serta Bung Karno setara dengan Tuhan.

Ketika manunggal itu terjadi, maka Bung Karno adalah Gusti adanya. Jadi segala lakukanan Presiden pertama Indonesia itu beserta perkataannya adalah lakukanan serta ucapan dari Sang Gusti.

Adari Telah Ada Seusai Kemerdekaan

beritaterbaru31.id

Menurut buku “Mengetahui Aliran-Aliran Islam serta Ciri-Ciri Ajarannya” karangan Drs. Muhammad Sufyan Raji Abdullah, Lc, nama Adari tidak lain adalah singkatan dari Agama Djawa Orisinil Republik Indonesia. Agama paguyuban ini didirikan di Yogyakarta tahun 1948, persisnya pada awal tahun kemerdekaan RI, oleh Djojowolu yang mempunyai nama orisinil S.W.

Mangun Wijoyo, atau Mangun Suwito lahir pada tahun 1882 di Surakarta. Ia membangun aliran Adari dari keyakinan bahwa tidak ada kitab suci agama samawi semacam Alquran, Taurat, serta Injil, yang bisa dijadikan pegangan. Dalam ritualnya, aliran ini mengikuti langkah-langkahibadah berdasarkan keyakinan sendiri serta menetapkan tanggal satu Syura sebagai hari besarnya.

Menurut Rahnip, Mangun Wijoyo adalah penganut aliran kebatinan. Namun ia sempat melakukan pelanggaran sampai sempat dijebloskan ke dalam sel penjara. Tidak lama kemudian, ia mendekam di Penjara Wirogunan Yogyakarta. Dalam penjara itulah Mangun Wijoyo mengadakan perenungan.

Dari balik jeruji besi, Mangun Wijoyo mulai mengembangkan aliran Adari. Ia menyebut ajarannya lebih sebagai agama dengan prinsip manunggaling Kawula Gusti. Bung Karno setelah itu diangkat menjadi Nabi sekaligus titisan tuhan, tanpa sepengetahuan Soekarno sendiri.

Rahnip membahas bahwa pada dasarnya, Adari lebih dekat ke Hindu daripada ke agama Islam serta Kristen. Faktor itu diperjelas salah satu klaim teologis dari aliran Adari yang menuduh munafik para anggotanya yang melangsungkan perkawinan dengan cara Islami maupun Kristen.

Sedangkan bagi yang melakukan agenda perkawinannya sesuai aliran Hindu, cap munafik itu dikesampingkan.

Narapidana adalah Nista, Padahal Soekarno Sendiri Sempat di Penjara

Mangun Wijoyo sendiri dikatakan hampir saja menjadi titisan Gusti. Namun Gusti urung masuk ke dalam diri Mangun Wijoyo, karena merasa jijik Mangun Wijoyo sempat masuk penjara.

Entah apa yang ada dalam pikiran sang gusti sampai pilih-pilih kasih terhadap umatnya, karena kami tahu Soekarno sendiri sempat masuk penjara, bahkan tidak satu-dua kali.

beritaterbaru31.id

Sejarah mencatat Soekarno sempat mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Sukamiskin pada 1930. Ia divonis empat tahun penjara oleh persidangan Landraat Bandung.

Selain di Sukamiskin, Soekarno juga sempat mendekam di Penjara Bantjeuy (Banceuy) Bandung kurang lebih delapan bulan seusai ditangkap di Yogyakarta pada 29 Desember 1929 bersama Gatot Mangkupraja, Maskoen serta Soepriadinata dari Partai Nasional Indonesia (PNI).

Kalau sang gusti Adari jijik masuk ke diri Mangun Wijoyo hanya karena Mangun Wijoyo masuk penjara, andai sang gusti tahu Penjara Banceuy sendiri adalah penjara tingkat rendah di zaman Belanda. Penjara ini didirikan pada abad kesembilan belas, kondisinya kotor, bejat serta tua.

Di sana ada dua macam sel; yang satu untuk tahanan politik, satu lagi untuk tahanan pepetek. Pepetek — sebangsa ikan yang terjangkau serta menjadi makanan orang yang paling miskin — adalah nama julukan untuk rakyat jelata. Pepetek tidur di atas lantai. Sedangkan para tahanan politik tingkat atas, semacam Soekarno, tidur di atas pelbed besi.

Kalau tahu begini gimana gusti?

loading...